|
| | Hai pembaca Tech in Asia Indonesia! π Saat membangun bisnis, kita sering kali fokus pada pendanaan, produk, atau strategi marketing. Namun, satu aspek penting sering luput dari perhatian: asosiasi bisnis. Dari forum diskusi industri hingga proses sertifikasi operator alat berat, asosiasi memegang peranan vital dalam penguatan ekosistem bisnis di Indonesia. Melalui pemetaan dari Tech in Asia, kini kita dapat melihat lanskap 83 asosiasi dari lima sektor kunci: manufaktur, agribisnis, logistik, F&B, dan jasa keuangan. Apa manfaat konkret dari jaringan ini bagi pelaku industri? Bagaimana peran mereka dalam menjaga daya saing dan mendobrak pasar baru? Simak ulasan lengkapnya dalam Executive Brief hari ini. π¬ |
| | | | | | Cek daftar asosiasi selengkapnya yang telah kami himpun di sini. Di tengah tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi, kehadiran asosiasi menjadi simpul penting yang mempertemukan pelaku industri dari berbagai skala. Tak hanya memperkuat relasi antarperusahaan, asosiasi juga menjadi motor penggerak standardisasi dan inovasi. Lima sektor utama Dari total 83 asosiasi yang dipetakan, sektor manufaktur mendominasi dengan 31 asosiasi. Disusul agribisnis (25), jasa keuangan (15), serta masing-masing 8 asosiasi untuk logistik dan F&B. Yang menarik, subsektor seperti perikanan (AP2HI, ASTUIN) dan perkebunan (DMSI, GIMNI) di agribisnis punya asosiasi yang justru sangat vokal dalam isu ekspor dan keberlanjutan. Sementara itu, sektor logistik seperti ALFI dan ARPI menggarap isu rantai dingin dan manajemen depo yang semakin krusial seiring lonjakan e-commerce. Tantangan: dari ketimpangan keterwakilan hingga adopsi digital Meski penting, tak semua pelaku industri tergabung dalam asosiasi. Ketimpangan representasi, minimnya transparansi program kerja, hingga tantangan transformasi digital menjadi pekerjaan rumah besar. Apalagi bagi asosiasi tradisional di sektor F&B dan kerajinan, kebutuhan untuk naik kelas dari sekadar forum ke penyedia solusi berbasis data menjadi semakin mendesak. |
| | TLDR, berikut poin-poin yang dapat kamu petik dari artikel ini: π Untuk pelaku bisnis (founder, UKM, profesional industri) Manfaatkan asosiasi bukan hanya sebagai komunitas, tetapi sebagai saluran masuk ke pasar baru dan jembatan kolaborasi lintas vertikal. Bergabung dengan asosiasi yang tepat dapat membuka akses ke standar industri, insentif pemerintah, dan peluang kemitraan global. Pilih asosiasi yang aktif secara digital dan memiliki visibilitas media yang baik untuk mempercepat branding dan validasi usaha.
π Untuk investor dan pengamat industri Daftar asosiasi mencerminkan tingkat kematangan ekosistem tiap sektor. Sektor dengan banyak asosiasi aktif menandakan keberagaman dan dinamika yang menarik untuk dipantau. Asosiasi dengan fokus sertifikasi, pendataan pasar, dan edukasi industri bisa jadi indikator penting potensi skalabilitas sektor tersebut. Ketimpangan antarsektor (manufaktur > F&B > logistik) menunjukkan celah untuk intervensi strategis atau penciptaan platform baru yang menyatukan fungsi asosiasi dan inkubator.
Kalau kamu bagian dari sektor yang belum tergabung ke asosiasi—mungkin ini saatnya kamu mempertimbangkannya. Siapa tahu, koneksi strategismu berikutnya ada di forum mereka. π |
| | | | | | Gambaran besarnya: Industri kripto Indonesia mengalami pertumbuhan pesat sepanjang 2024, namun kini menghadapi tekanan besar dari volatilitas pasar, ketidakpastian global, dan perubahan regulasi. Industri kripto dalam negeri menghadapi tekanan dari berbagai sisi: harga Bitcoin yang menurun tajam dari puncaknya, kenaikan pajak, ketegangan geopolitik, dan transisi regulasi yang memperketat aturan main. Ini membuat masa depan kripto di Indonesia jadi lebih tidak pasti dan kompetitif. Implikasinya: Perubahan regulasi dan masuknya institusi ke pasar menandakan pengakuan kripto sebagai bagian dari ekosistem keuangan resmi. Namun, ini juga berarti pemain lokal harus lebih profesional, transparan, dan taat regulasi. Salah satu hal yang menarik dari perkembangan industri kripto domestik saat ini adalah fokus para bursa kripto Indonesia dalam mendorong edukasi pengguna demi memperluas adopsi. Dengan hanya kurang dari 10 persen masyarakat yang terlibat dalam investasi aset digital, platform seperti Tokocrypto, Pintu, dan Reku mulai agresif menjalankan program komunitas dan workshop edukatif. Mengapa ini penting: Transisi kripto dari zona abu-abu ke sektor teregulasi menunjukkan keseriusan Indonesia membangun infrastruktur ekonomi digital. Jika berhasil dikelola, ini bisa menjadi sektor unggulan nasional yang kompetitif secara global. |
| | | | | Kenapa LinkedIn rekrut jurnalis top dunia |
| LinkedIn kini bukan cuma tempat membangun jaringan profesional, tapi juga sumber berita dan diskusi seputar dunia kerja. Untuk memperkuat peran ini, LinkedIn merekrut jurnalis bisnis terbaik dari berbagai media global. Di bawah pimpinan Editor-in-Chief Dan Roth, tim editorial LinkedIn fokus pada tiga hal: Create, Curate, dan Cultivate. Mereka membuat konten orisinal seperti artikel dan wawancara, melakukan kurasi diskusi terbaik dari komunitas profesional, dan mendorong pengguna untuk berbagi wawasan serta membangun percakapan yang bermakna. Strategi ini membedakan LinkedIn dari platform lain yang mulai meninggalkan konten berita. Dengan mengandalkan jurnalis berpengalaman, LinkedIn memastikan kontennya kredibel, relevan, dan mendukung pertumbuhan profesional anggotanya. |
| | | | | | Berdasarkan data yang dihimpun, rata-rata volume permintaan tahunan sepanjang 2020-2024 hanya mencapai sekitar 22 persen dari volume tertinggi pada 2018. Ini menunjukkan pergeseran preferensi dari target pasar yang cenderung memilih rumah tapak di pinggiran ketimbang apartemen di pusat kota. Baca data selengkapnya di sini. |
| | | | Illumina gandeng Pandu Biosains perluas ekonomi genomik dengan MiSeq i100 Perangkat MiSeq i100 ini dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi dalam penelitian genomik, yang dapat mendorong kemajuan signifikan dalam industri bioteknologi. |
| | Transaksi di Tokopedia dan TikTok Shop naik 24x saat sahur Ramadan lalu Konten video, baik berupa short video maupun live streaming, menjadi kunci pertumbuhan bisnis UMKM, terutama saat Ramadan di mana live streaming di TikTok mencapai 2,8 miliar tontonan. |
| | | | | The KPI Talks — Tech in Asia x Manager Fest | Jakarta, 10 Mei 2025 Pusing kejar target KPI di tengah gejolak pasar yang gak tentu? Kamu gak sendiri! π€π» Mengelola ekspektasi hingga arahkan tim di tengah ketidakpastian adalah tantangan nyata. Ini saatnya untuk temukan 'North Star'-mu di The KPI Talks, sesi eksklusif di Manager Fest! Pelajari taktik jitu dari pemimpin berpengalaman dari Tech in Asia, Antler, dan lainnya untuk tetap fokus dan capai hasil nyata, bahkan saat di tengah ketidakpastian.
Dapatkan juga harga spesial TemanTIA mulai dari IDR 165.000! Kunjungi techin.asia/redeem-managerfest untuk informasi lengkap dan pemesanan tiket! |
| | TIA Conference 2025 | Oct 22-23 - Jakarta Dunia teknologi sedang mengalami guncangan—dan inilah tempat untuk kembali menguatkan pijakan. TIA Conference 2025 bukan soal mengejar ketertinggalan, tapi tentang melangkah ke depan. Temukan track bisnis dan produk yang baru, program-program segar, dan ide-ide berani yang dirancang untuk kamu. Kamu sedang menghadapi tantangan, atau mencari terobosan berikutnya? Inilah saatnya kamu terhubung, belajar, dan membangun lebih kuat dari sebelumnya. Ssstt, tiket early bird hingga 70% bisa kamu beli paling lambat 30 April 2025. Yuk, dapatkan tiketmu sekarang juga! |
| | The 2025 Asia Grassroots Forum hosted by Amartha| Bali, 21-23 Mei 2025 Tahukah kamu potensi besar di balik 4 miliar orang pelaku ekonomi akar rumput? Ingin tahu bagaimana teknologi, termasuk AI, dapat mengakselerasi pertumbuhan inklusif dan memberdayakan komunitas yang sering terpinggirkan?
Bergabunglah di The 2025 Asia Grassroots Forum hosted by Amartha dan temui para pemimpin visioner seperti Retno Marsudi, UN Secretary-General's Special Envoy on Water, Cuah Kee Heng CFO Temasek Trust, Rino Donosepoetro, Cluster CEO Indonesia & ASEAN Markets Standard Chartered Bank, Dirk van Quaquebeke, Managing Partner BEENEXT, dan Grace Tahir, co-founder Everest Media Indonesia untuk mendapatkan insight transformatif dan strategi inovatif. Lebih dari sekadar dialog, kamu juga berkesempatan melihat langsung inisiatif akar rumput melalui kunjungan lapangan.
Ini adalah peluang emas bagi investor, pelaku teknologi, pembuat kebijakan, dan pemimpin organisasi untuk menjalin koneksi, menemukan peluang baru, dan menjadi bagian dari solusi nyata. Jangan lewatkan! Daftar sekarang dan raih kesempatan untuk berkontribusi pada masa depan ekonomi Asia yang lebih inklusif. Klik di sini untuk registrasi gratis! |
| |
|
|
|
| |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar