Belum lama ini, Google dan Microsoft memproyeksi nilai ekonomi dari kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Indonesia mencapai US$176 miliar hingga US$366 miliar pada 2030. Google pun mulai bergerak membangun region cloud hyperscale dan tiga kabel bawah laut (Indigo-West, Echo, Apricot). Sementara itu, Microsoft meluncurkan Microsoft Cloud Region "Indonesia Central" pada Q2 2025.
Tidak mau kalah, GoTo bersama Indosat dan AI Singapore juga menjalin kolaborasi dengan meluncurkan sejumlah inisiatif. Salah satunya Sahabat-AI, sebuah model bahasa besar (large language model/LLM) yang mendukung bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Ngebut tapi terhalang keterbatasan
Meski pengembangan dan adopsi AI dalam negeri terus berkembang pesat, masih terdapat sejumlah tantangan krusial yang masih harus dihadapi perusahaan-perusahaan besar tersebut.
Kecepatan rata-rata broadband di Indonesia masih tergolong tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Indonesia masih berjibaku dengan fixed broadband 28,8 Mbps dan mobile broadband 24,6 Mbps.
Selain itu, ketersediaan talenta digital juga menjadi perhatian penting di luar struktur. Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Namun hingga kini, baru tersedia sekitar 2,5 juta talenta.
Melihat adanya faktor keterbatasan-keterbatasan ini, Microsoft pun turut andil menargetkan pelatihan 1 juta individu dengan keterampilan berbasis AI. Program ini menyasar berbagai segmen masyarakat, termasuk pelajar, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta tenaga kerja di luar kota besar bersama 21 mitra lintas industri.
TLDR, berikut poin-poin yang dapat kamu petik dari artikel ini:
📌 Untuk para eksekutif bisnis dan founder startup
Ekosistem AI Indonesia sedang berkembang pesat dengan adopsi AI generatif mencapai 92 persen di kalangan knowledge workers, jauh melampaui rata-rata global. Ini menandakan kesiapan pasar Indonesia untuk implementasi AI yang lebih luas dan masif.
Infrastruktur dan talenta masih menjadi hambatan utama: peluang besar bagi penyedia solusi upskilling dan cloud computing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar