|
| | Hai para pembaca Tech in Asia Indonesia! 👋 Transformasi digital di sektor kesehatan tengah menapaki fase baru. Rumah sakit di Indonesia kini makin antusias mengadopsi kecerdasan buatan (AI), mulai dari pencitraan medis hingga sistem monitoring jaringan. Namun di balik antusiasme tersebut, tantangan fundamental mulai dari regulasi, privasi data, sampai dengan kesiapan infrastruktur. Apakah fasilitas kesehatan Indonesia siap menghadapi sisi kompleks dari integrasi AI? Simak cerita selengkapnya dalam suguhan executive brief hari ini. 📬 |
| | | | | | Sejumlah rumah sakit di Indonesia telah mengambil langkah konkret dalam mengintegrasikan teknologi artificial intelligence (AI) ke dalam layanan mereka. Misalnya, RS Indriati Solo Baru menggandeng GE HealthCare untuk mempercepat dan memperjelas proses MRI hingga 50 persen. Sementara itu, RSIA Permata Hati Mataram memanfaatkan Netmonk Prime dari Telkom untuk memantau performa jaringan TI secara real-time, mendongkrak efisiensi dan reputasi layanan fasilitas kesehatan. Sejauh ini penerapan AI terbukti mampu mempercepat diagnosis, meningkatkan kenyamanan pasien, serta membuka peluang baru dalam pemanfaatan big data dan manajemen operasional rumah sakit. Tantangan mendasar yang belum terpecahkan
Namun seiring dengan perluasan adopsi, berbagai isu tantangan juga mengemuka. Isu paling menonjol adalah privasi dan keamanan data pasien, terutama karena banyak RS belum memiliki infrastruktur siber yang memadai. Selain itu, regulasi yang kompleks dan belum sepenuhnya adaptif terhadap teknologi AI juga menjadi penghambat. Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 24/2022, misalnya, menuntut standar tinggi dalam keamanan dan pengelolaan data medis. Rekomendasi yang bisa diberikan
Untuk menghadapi tantangan tersebut, rumah sakit perlu menyusun peta jalan (roadmap) yang jelas sesuai agenda visi dan misi yang diinginkan. Identifikasi kebutuhan dan risiko operasional harus dilakukan dengan teliti untuk menentukan ruang lingkup adopsi AI yang relevan. Menurut pengamat, tata kelola data yang baik pun perlu disiapkan, termasuk kualitas dan keamanan data. Implementasi sebaiknya dimulai dengan proof of concept (PoC) atau pilot project untuk menguji efektivitas solusi AI sebelum diterapkan dalam skala penuh.
TLDR, berikut poin-poin yang dapat kamu petik dari artikel ini:
📌 Untuk pelaku di industri teknologi, AI, dan kesehatan Adopsi AI di Indonesia meningkat, tapi keamanan data, implementasi bertahap, dan kesiapan tim TI masih jadi perhatian utama. Meskipun adopsi AI di RS Indonesia sudah melebihi rata-rata global, tapi regulasi dan infrastruktur masih jadi hambatan utama. Bagi startup penyedia layanan AI, keberadaan solusi yang menawarkan ROI jelas dan integrasi mudah dengan sistem yang sudah ada akan lebih diminati pihak pengelola jaringan rumah sakit.
|
| | | | | | Gambaran besarnya:
GrabCab, anak perusahaan Grab, telah resmi mendapat lisensi operator taksi di Singapura. Langkah Grab untuk masuk ke pasar taksi ini bukan sekadar soal layanan jalanan, tetapi untuk mengamankan pasokan armada pengemudi. Grab menargetkan pemegang lisensi pengemudi taksi yang saat ini tidak aktif untuk memperluas armada mereka dengan insentif finansial dan promosi "early bird". Implikasinya:
Kehadiran GrabCab ke lini taksi konvensional diperkirakan akan menarik pengemudi dari operator lama dan mengancam pangsa pasar serta pendapatan rental ComfortDelGro. Apabila Grab berhasil membangun armada hingga 2.000 unit, ComfortDelGro bisa kehilangan hingga 1.280 pengemudi dan potensi pendapatan SG$46 juta atau sekitar Rp584 miliar. ComfortDelGro sendiri saat ini menguasai sekitar 64 persen pasar taksi Singapura, dengan total armada 8.255 unit. Kenapa ini penting:
Persaingan di pasar taksi Singapura menandai babak baru dalam evolusi industri transportasi negara tersebut. Bagi Grab, keberhasilan inisiatif taksi akan memperkuat posisinya sebagai platform mobilitas terdepan dan membantu mengamankan pasokan pengemudi yang stabil. |
| | | | Benarkah startup greentech jadi solusi untuk mengatasi krisis iklim? Indonesia menempati posisi ke-6 sebagai penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Namun, tahukah kamu? Startup greentech punya potensi besar untuk mengurangi emisi ini, karena menawarkan berbagai solusi mulai dari pengelolaan limbah hingga energi baru terbarukan (EBT). Investor semakin antusias mendukung startup greentech di Indonesia. Hal ini terbukti dari rekor jumlah kesepakatan pendanaan yang terjadi pada tahun 2024, menandakan adanya perhatian yang serius terhadap solusi energi berkelanjutan. Sepanjang 2024, pendanaan untuk startup EBT di Indonesia mencapai Rp1,9 triliun, menjadikannya yang tertinggi di antara solusi greentech lainnya. Namun, perjalanan startup greentech di Indonesia tidaklah mudah. Mereka menghadapi beragam tantangan, mulai dari pendanaan hingga regulasi. Whitepaper Akselerasi Transisi Energi: Peran Strategis PLN Sebagai Episentrum Pengembangan Startup Energi Nasional akan membahas lebih lanjut mengenai peran startup greentech dalam mengatasi tantangan emisi karbon di Indonesia. Di dalamnya, kamu akan menemukan: - Gambaran komprehensif tentang startup energi di Indonesia, - Analisis mendalam tentang lanskap dan tren investasi startup di Indonesia, Asia Tenggara, dan global, - Kisah sukses startup greentech di dunia yang menginspirasi, - Pembahasan mengenai tantangan yang dihadapi startup greentech dan strategi untuk mengatasinya, - Visi PLN sebagai perusahaan global dan perannya dalam mendukung inovasi energi. Dapatkan whitepaper-nya di sini, GRATIS! |
| | | | Kiat berhasil menjadi pemimpin di tim baru |
| Menjadi pemimpin baru dalam sebuah tim membutuhkan pendekatan yang hati-hati dan strategis. Berikut enam kunci sukses saat bergabung dan memimpin tim baru: Jangan takut menjadi orang yang tidak populer
Sedari awal, jangan khawatir dianggap sebagai "orang jahat" saat akan membuat suatu perubahan. Yang penting adalah kamu menjelaskan motivasi perubahan dan dampak positif yang diharapkan bagi tim, bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya.
Hormati anggota tim yang ada
Hubungan kamu dengan pemimpin sebelumnya sangatlah penting jika dia ternyata masih bergabung dalam tim. Berikan rasa hormat yang mereka butuhkan untuk memastikan transisi berjalan lancar.
Hindari datang dengan rencana yang sudah jadi
Meskipun kamu mungkin direkrut untuk mengatasi tantangan tertentu, jangan terburu-buru menerapkan solusi. Luangkan waktu beberapa minggu untuk memahami masalah secara mendalam dengan mendorong tim berbicara terbuka.
Jadilah pembelajar yang aktif
Sebelum mengambil tindakan, pelajari semua aspek bisnis dengan cepat. Hadiri berbagai rapat dan panggilan, sambil menjelaskan bahwa tujuanmu juga belajar, bukan mengawasi secara berlebihan.
Perhatikan pola yang sewaktu-waktu muncul dalam tim
Beri diri kamu waktu untuk mengidentifikasi pola, pastikan perubahan yang kamu buat benar-benar akan mengatasi masalah nyata, bukan kejadian sesaat. Perubahan terlalu cepat dan drastis bisa menurunkan semangat kerja dan dukungan dari anggota tim yang berkualitas.
Catat kelebihan apa yang sejauh ini ada dalam tim
Jangan terlalu fokus pada perbaikan hingga mengabaikan kekuatan yang dimiliki tim. Pelajari aspirasi karier dan visi mereka untuk perusahaan. Keahlian mereka bisa bermanfaat saat perusahaan berubah arah.
|
| | | | Rekosistem kantongi pendanaan Seri A senilai US$7 juta
Investasi tersebut melibatkan Saratoga Investama Sedaya, K3 Ventures, dengan partisipasi dari AppWorks, Skystar Capital, Bali Investment Club, Orvel Ventures, dan Michael Sampoerna. |
| | DailyCo akuisisi perusahaan katering Waku
Aksi ini dlakukan untuk memperkuat posisi perusahaan holding DailyBox, Breadlife, dan restoran Antarasa ini di sektor jasa layanan makanan institusional. |
| | | | | Tech in Asia Conference 2025 | 22–23 Okt – Jakarta Inovasi hebat datang dari tim yang hebat. Di tengah gelombang AI dan perubahan industri, masa depan teknologi bergantung pada satu hal: manusia. Saatnya bangun ekosistem yang sehat—lingkungan kerja yang sehat, investasi pada talenta, dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang. Diskusi di TIA Conference bukan cuma soal teknologi, tapi juga soal keberlanjutan dan dampak nyata. Kabar gembiranya, tiket early bird diperpanjang. Segera dapatkan tiketmu di sini! |
| | The 2025 Asia Grassroots Forum hosted by Amartha| Bali, 21-23 Mei 2025 Tahukah kamu potensi besar di balik 4 miliar orang pelaku ekonomi akar rumput? Ingin tahu bagaimana teknologi, termasuk AI, dapat mengakselerasi pertumbuhan inklusif dan memberdayakan komunitas yang sering terpinggirkan?
Bergabunglah di The 2025 Asia Grassroots Forum hosted by Amartha dan temui para pemimpin visioner seperti Retno Marsudi, UN Secretary-General's Special Envoy on Water, Cuah Kee Heng CFO Temasek Trust, Rino Donosepoetro, Cluster CEO Indonesia & ASEAN Markets Standard Chartered Bank, Dirk van Quaquebeke, Managing Partner BEENEXT, dan Grace Tahir, co-founder Everest Media Indonesia untuk mendapatkan insight transformatif dan strategi inovatif. Lebih dari sekadar dialog, kamu juga berkesempatan melihat langsung inisiatif akar rumput melalui kunjungan lapangan.
Ini adalah peluang emas bagi investor, pelaku teknologi, pembuat kebijakan, dan pemimpin organisasi untuk menjalin koneksi, menemukan peluang baru, dan menjadi bagian dari solusi nyata. Jangan lewatkan! Daftar sekarang dan raih kesempatan untuk berkontribusi pada masa depan ekonomi Asia yang lebih inklusif. Klik di sini untuk registrasi gratis! |
| |
|
|
|
| |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar