|
|
|
THE LOWDOWN adalah serial bi-weekly newsletter khusus pelanggan ID+ yang merangkum peristiwa penting dan menarik seputar industri atau topik yang relevan sesuai dengan kebutuhan informasi kamu. Jika kamu tertarik untuk mendapatkan newsletter ini, atur preferensi kamu di sini. Newsletter ini disusun dengan bantuan AI dan ditinjau oleh jurnalis kami sebelum diterbitkan. Seluruh direktori konten berasal dari publikasi di laman Tech in Asia Indonesia. |
|
|
|
๐ก THE BIG STORY Keberadaan ekosistem yang terbentuk oleh para mitra dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab Inc., terutama di Indonesia, menjadi salah satu pendorong utama bagi bisnis mereka di sektor finansial. Ekosistem ini dimanfaatkan oleh entitas perbankan, seperti Bank Jago dan Superbank, untuk mendorong pertumbuhan jumlah nasabah dan penyaluran kredit. Bagaimana strategi yang diambil kedua perusahaan ini untuk memanfaatkan ekosistem yang ada dan apa dampaknya terhadap industri? ๐งต THE THREADS Kami juga merangkum sejumlah peristiwa lainnya di sektor ini yang relevan dengan perkembangan di atas, mulai dari pengaruh kebijakan pemerintah terhadap pasar saham hingga strategi perbankan menghadapi perubahan ekonomi. Temukan bagaimana perbankan tetap optimistis meski ada tantangan di tengah ketidakpastian ekonomi. ๐ DATA ALERT Pantau perkembangan terbaru dari sektor multifinance di Indonesia. Data terbaru menunjukkan perlambatan pertumbuhan pinjaman tapi peningkatan risiko juga muncul. Bagaimana tren ini dapat memengaruhi sektor keuangan secara keseluruhan? Baca ulasan selengkapnya di bawah ini, semoga menginspirasi! ๐ |
|
|
|
|
|
|
|
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab Inc. telah memanfaatkan ekosistem digital mereka untuk memperkuat bisnis perbankan di Indonesia. GoTo melalui Dompet Karya Anak Bangsa memiliki saham di Bank Jago, sementara Grab melalui PT Kudo Teknologi Indonesia memiliki saham di Superbank. Kedua perusahaan ini menggunakan data dari ekosistem mereka untuk menyalurkan kredit dan menghimpun dana pihak ketiga. Direktur Utama Superbank, Tigor M. Siahaan, menyatakan bahwa mereka akan memanfaatkan jutaan mitra Grab sebagai pasar untuk menyalurkan kredit dan menghimpun dana. Dengan menggunakan big data dari Grab, Superbank dapat melakukan credit scoring yang lebih akurat. Sementara itu, Bank Jago juga memanfaatkan ekosistem GoTo untuk meningkatkan jumlah nasabah dan penyaluran kredit. Pada 2024, Superbank dan Bank Jago mencatat pertumbuhan signifikan dalam jumlah nasabah dan dana pihak ketiga (DPK). Superbank melaporkan DPK sebesar Rp4,94 triliun, naik 436,26% year on year (yoy), sementara Bank Jago mencatat DPK senilai Rp18,8 triliun, tumbuh 56% yoy. Kedua bank ini memanfaatkan ekosistem digital untuk mendorong pertumbuhan bisnis mereka. |
|
|
Pemanfaatan ekosistem digital oleh GoTo dan Grab menunjukkan bagaimana perusahaan teknologi dapat memperluas bisnis mereka ke sektor keuangan, yang dapat mengubah lanskap industri perbankan di Indonesia.
Pertumbuhan pesat dalam penyaluran kredit dan penghimpunan DPK menunjukkan adanya peluang besar bagi bank digital untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, terutama bagi segmen yang sebelumnya kurang terlayani.
Dengan integrasi ekosistem digital, bank seperti Superbank dan Bank Jago dapat menawarkan layanan yang lebih personal dan efisien. Namun, mereka juga harus siap menghadapi persaingan dari bank digital lain yang tidak terintegrasi dengan ekosistem besar seperti Grab dan GoTo.
|
|
|
|
|
"Ke depan, saya melihat bahwa salah satu penopang bisnis dari para perusahaan yang awalnya berbasis ride-hailing, seperti GoTo dan Grab, adalah lini bisnis finansialnya. Mereka punya pasar besar yang bisa diperoleh dari para pengguna, driver, dan mitra-mitra mereka." – Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios). |
|
|
|
|
|
๐ WHAT YOU NEED TO KNOW Di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor industri pengolahan, Bank Mandiri optimistis dengan prospek jangka panjang industri manufaktur. Meskipun Sritex Group merumahkan 11.025 pekerja, bank tetap menyalurkan kredit dengan prinsip kehati-hatian. Relokasi ke daerah dengan biaya tenaga kerja lebih rendah menunjukkan potensi kebangkitan industri ini. |
|
|
๐ WHAT YOU NEED TO KNOW Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempercepat kebijakan buyback saham untuk menjaga stabilitas pasar, memungkinkan perusahaan membeli saham tanpa persetujuan pemegang saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok 7%, namun rebound 1,4%. Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga di 5,75% untuk menjaga stabilitas rupiah. |
|
|
๐ WHAT YOU NEED TO KNOW Kekhawatiran kebijakan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memicu aksi jual di pasar saham, IHSG anjlok 5%. Saham besar seperti Barito Renewables dan DCI Indonesia turun tajam. Rupiah melemah ke Rp16.472 per dolar Amerika Serikat (AS), dengan proyeksi mencapai Rp17.000 pada akhir tahun. |
|
|
๐ WHAT YOU NEED TO KNOW Empat bank besar Indonesia mengalami perlambatan laba bersih pada 2024, dengan BRI hanya tumbuh 0,1%. Biaya bunga meningkat, mengikis pendapatan bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Likuiditas mengetat, (loan-to-deposit) LDR meningkat, memengaruhi penyaluran kredit. Kondisi ini diperkirakan berlanjut hingga akhir 2025. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Laju pertumbuhan outstanding multifinance Indonesia melemah pada Januari 2025, meski nilainya meningkat secara tahunan menjadi Rp504,33 triliun. Pembiayaan multiguna mendominasi dengan 50,4% dari total piutang, menegaskan segmen konsumtif sebagai penggerak utama. OJK mencatat kredit macet (non-performing loan/NPF) gross naik menjadi 2,96%, menunjukkan peningkatan risiko meski masih terkendali. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar