|
| | Hai para pembaca Tech in Asia Indonesia! π Peluang ekspor produk lokal kini tak hanya dilirik oleh para eksportir besar. UMKM Indonesia, didukung layanan logistik modern dan digital, mulai memanfaatkan permintaan lintas negara untuk menjangkau pasar diaspora hingga konsumen Asia Tenggara. πΊ️ Di balik lonjakan e-commerce lintas batas global (dan juga peluang yang mengintai di balik diversifikasi ekspor akibat perang tarif), para pemain logistik Indonesia kini menata strategi untuk berebut pangsa pasar pengiriman internasional yang semakin menggeliat. ππ¦ Simak cerita selengkapnya dalam suguhan executive brief hari ini. π¬ |
| | | | | | Di Indonesia, potensi UMKM menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar logistik lintas batas sudah mulai terlihat. Nilai GMV e-commerce Indonesia mencapai US$59 miliar (Rp991,2 triliun) pada 2022 dan diproyeksikan naik menjadi US$95 miliar (Rp1.596 triliun) pada 2025, dengan potensi US$360 miliar (Rp6.048 triliun) pada 2030. Berbagai pemain besar, seperti FedEx dan Ninja Xpress, tengah memperkuat layanan untuk memanfaatkan peluang ini. Misalnya, FedEx menghadirkan pusat bisnis kecil yang memudahkan UMKM Indonesia melakukan ekspansi global. Sementara, Ninja Xpress menargetkan pembeli online di kawasan Asia Tenggara yang tertarik dengan produk Indonesia. Diaspora sebagai target startup lokal Salah satu pemain yang menggarap pasar ini adalah Master Bagasi, sebuah startup e-commerce lintas batas asal Indonesia. Startup yang berdiri sejak 2021 ini menargetkan diaspora Indonesia sebagai target pasar utamanya. Mereka menilai keterlibatan diaspora dalam kegiatan e-commerce lintas batas dapat juga meningkatkan kualitas produk UMKM Indonesia agar bersaing di kancah global. Pasar diaspora Indonesia, yang mencapai 3,01 juta WNI di luar negeri, membuat Master Bagasi harus melayani pengiriman ke lebih dari 100 negara. Produk UMKM seperti kuliner, bumbu, dan camilan menjadi komoditas yang paling banyak dikirim. Tantangan geopolitik yang mengintai Meski potensinya gemilang, namun tantangan tetap mengintai di dalam bisnis logistik lintas batas. Dinamika politik internasional, perubahan iklim, dan gangguan rantai pasok global memerlukan strategi mitigasi risiko. Para pemain industri merespons hal ini dengan mengadopsi teknologi AI, IoT, dan big data untuk mengoptimalkan proses pengiriman serta membangun hubungan diplomatik strategis bersama perwakilan kedutaan besar Indonesia di berbagai negara. |
| | TLDR, berikut poin-poin yang dapat kamu petik dari artikel ini: π Untuk pelaku UMKM, eksportir, dan profesional logistik Pasar pengiriman lintas batas menawarkan peluang ekspansi global yang signifikan, dengan nilai GMV e-commerce Indonesia diproyeksi mencapai US$95 miliar pada 2025. Segmen diaspora dan UMKM merupakan target pasar yang menjanjikan untuk pengembangan layanan pengiriman lintas batas, karena tingginya animo pengiriman komoditas lokal seperti kuliner, bumbu, dan camilan. Penerapan teknologi AI, IoT, dan big data menjadi kunci untuk mengoptimalkan rute, memprediksi permintaan, serta meningkatkan efisiensi pengiriman.
|
| | | | | | Gambaran besarnya: Setelah menghadapi masa-masa yang penuh kesulitan, Osome—perusahaan akuntansi online berbasis AI asal Singapura—mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan di akhir 2024 dengan pertumbuhan pendapatan lebih dari 25 persen secara tahunan. Pada 2023, Osome sempat mengalami serangkaian masalah serius mulai dari keluhan klien akibat gagal memenuhi tenggat waktu pelaporan, gelombang pengunduran diri karyawan, hingga terpaksa melakukan PHK di akhir tahun. Namun pada 2024, perusahaan memperlihatkan pemulihan dengan EBITDA yang membaik sebesar 60% dan berhasil mencetak laba pada Q4/2024. Implikasinya: Strategi pemulihan Osome menunjukkan bahwa perusahaan teknologi dalam kesulitan dapat berhasil membalikkan keadaan melalui pendekatan yang lebih fokus pada operasi inti dan efisiensi biaya. Pencapaian profitabilitas pada Q4/2024 setelah periode kerugian yang signifikan menunjukkan perubahan arah yang positif, meskipun tantangan keuangan masih terlihat dari tingginya liabilitas dibandingkan aset. Kenapa ini penting: Cerita yang dihadapi Osome merupakan satu dari sekian banyak kasus yang memperlihatkan bagaimana sebuah startup bisa bangkit dari krisis besar lewat proses restrukturisasi, perubahan fokus strategis, dan efisiensi biaya. Ini bisa menjadi contoh penting untuk startup yang tengah menghadapi tekanan serupa di mana pun, tak terkecuali Indonesia. |
| | | | Hati-hati, lelah ambil keputusan bisa berimbas ke pertimbangan yang irasional |
| Kelelahan keputusan (decision fatigue) merupakan istilah untuk kondisi menurunnya kualitas keputusan yang dibuat seseorang setelah periode pengambilan keputusan yang terlalu berkepanjangan. Istilah ini dicetuskan psikolog sosial Roy Baumeister, yang berpendapat bahwa terlalu banyak mengambil keputusan pada akhirnya menguras kekuatan mental seseorang hingga titik di mana dia secara tidak sadar membuat keputusan yang semakin buruk. Kolumnis New York Times, John Tierney, menjelaskan bahwa kelelahan keputusan membantu menjelaskan mengapa orang yang biasanya rasional bisa tiba-tiba marah pada kolega atau keluarga, berbelanja berlebihan, hingga membeli makanan tidak sehat di supermarket. Meskipun kamu telah berusaha bersikap rasional, kamu tidak bisa membuat keputusan berturut-turut tanpa membayar harga biologis. Dampak kelelahan keputusan: Kemampuan membuat pertimbangan yang terganggu – ini merupakan jenis pengambilan keputusan yang menguras energi mental. Pembelian impulsif – keputusan mengenai harga dan promosi menghasilkan kelelahan keputusan. Sikap menghindari keputusan – ketika energi mental kita mencapai titik kelelahan total, kita akan sepenuhnya menghindari pengambilan keputusan.
Kiat mengatasi kelelahan keputusan: Kurangi jumlah keputusan harian. Simpan energimu untuk keputusan penting dan kurangi keputusan sepele yang tidak perlu. Buat keputusan terlebih dahulu untuk hal-hal yang sifatnya rutin. Ubah pola pikir tentang kekuatan mental. Mulailah percaya bahwa kekuatan mental tidak terbatas, karena pola pikir semacam ini membantu kita keluar dari batasan yang membatasi kinerja dalam tugas-tugas yang menantang.
|
| | | | Startup co-living Cove giat ekspansi ke Surabaya dan Jogjakarta Di Surabaya, Cove sebelumnya telah meluncurkan Cove Sanmara dengan pencapaian 80 persen keterisian dalam waktu satu bulan. Perusahaan berencana untuk membuka lebih banyak properti di berbagai lokasi strategis. |
| | OJK terbitkan panduan AI untuk perbankan Indonesia Panduan ini menekankan pendekatan holistik dalam pengelolaan siklus hidup AI sebagai acuan minimum bagi bank dalam menerapkan teknologi ini ke dalam produk mereka. |
| | | | | The KPI Talks — Tech in Asia x Manager Fest | Jakarta, 10 Mei 2025 Pusing kejar target KPI di tengah gejolak pasar yang gak tentu? Kamu gak sendiri! π€π» Mengelola ekspektasi hingga arahkan tim di tengah ketidakpastian adalah tantangan nyata. Ini saatnya untuk temukan 'North Star'-mu di The KPI Talks, sesi eksklusif di Manager Fest! Pelajari taktik jitu dari pemimpin berpengalaman dari Tech in Asia, Antler, dan lainnya untuk tetap fokus dan capai hasil nyata, bahkan saat di tengah ketidakpastian.
Dapatkan juga harga spesial TemanTIA mulai dari IDR 165.000! Kunjungi techin.asia/redeem-managerfest untuk informasi lengkap dan pemesanan tiket! |
| | TIA Conference 2025 | Oct 22-23 - Jakarta Dunia teknologi sedang mengalami guncangan—dan inilah tempat untuk kembali menguatkan pijakan. TIA Conference 2025 bukan soal mengejar ketertinggalan, tapi tentang melangkah ke depan. Temukan track bisnis dan produk yang baru, program-program segar, dan ide-ide berani yang dirancang untuk kamu. Kamu sedang menghadapi tantangan, atau mencari terobosan berikutnya? Inilah saatnya kamu terhubung, belajar, dan membangun lebih kuat dari sebelumnya. Ssstt, tiket early bird hingga 70% bisa kamu beli paling lambat 30 April 2025. Yuk, dapatkan tiketmu sekarang juga! |
| | The 2025 Asia Grassroots Forum hosted by Amartha| Bali, 21-23 Mei 2025 Tahukah kamu potensi besar di balik 4 miliar orang pelaku ekonomi akar rumput? Ingin tahu bagaimana teknologi, termasuk AI, dapat mengakselerasi pertumbuhan inklusif dan memberdayakan komunitas yang sering terpinggirkan?
Bergabunglah di The 2025 Asia Grassroots Forum hosted by Amartha dan temui para pemimpin visioner seperti Retno Marsudi, UN Secretary-General's Special Envoy on Water, Cuah Kee Heng CFO Temasek Trust, Rino Donosepoetro, Cluster CEO Indonesia & ASEAN Markets Standard Chartered Bank, Dirk van Quaquebeke, Managing Partner BEENEXT, dan Grace Tahir, co-founder Everest Media Indonesia untuk mendapatkan insight transformatif dan strategi inovatif. Lebih dari sekadar dialog, kamu juga berkesempatan melihat langsung inisiatif akar rumput melalui kunjungan lapangan.
Ini adalah peluang emas bagi investor, pelaku teknologi, pembuat kebijakan, dan pemimpin organisasi untuk menjalin koneksi, menemukan peluang baru, dan menjadi bagian dari solusi nyata. Jangan lewatkan! Daftar sekarang dan raih kesempatan untuk berkontribusi pada masa depan ekonomi Asia yang lebih inklusif. Klik di sini untuk registrasi gratis! |
| |
|
|
|
| |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar